Hai diary digitalku,
Aku menyapamu lagi. Itu artinya fikiranku sedang tidak baik-baik saja :) sampai kuingin menumpahkan semua yg berkecamuk dalam hati ini ke kamu.
Hmm mulai dari mana ya, mulai dari yg sedang aku rasain aja sekarang ini ya..
jujur, aku rasa hatiku sedang patah hati, kangen, marah, tak ikhlas, semua itu seperti berputar-putar bergantian dalam seharian. Karena baru saja semacam aku mendapati kabar soal “Dia” si secuil kepingan hatiku telah bertunangan dengan seorang…. Yah perempuan. Dan itu, lagi-lagi bukan aku yang disamping dia.
“ …. Ya iyalah jelas bukan kamu. Plisss fik!! Sadar kamu ini udah merried lebih dulu! Dengan pilihanmu sendiri! Udah punya anak! Dua fik duaaa… kenapaa kamu ternyata masih berharap sama laki-laki yg itu udah masa lalumu, yg udahlah mau ngarep gimana pun telepati dari kamu gak akan sampai juga ke diaa fik! Udah ya…. Jalani hidupmu, dan lupakan! …. “
Hahahaha,
Lucu yah. Hidup ini bener-bener haduh gak bisa tertebak, terprediksi, termulus sesuai rencana. Aku tau, pasti sebenarnya hidup yg sekarang sedang aku jalani memang sudah garis takdirku. Blm tentu “dia” yg aku harapkan, misal mau kuperjuangkan dan kalaupun aku mendapatkan “dia” tidak menjamin kebahagiaan. Mungkin itu hanya obsesiku. Obsesi bersama “dia”. Obsesi untuk bisa dibalas perasaannya oleh “dia”. Tapi, memangnya dulu “dia” gak membalas perasaanmu fik? Bukannya sempat ya?
Hmmm…. Enggak tau juga sih, mungkin iya pernah tapi aku denial. Aku terlalu minder dan rendah diri, enggak percaya diri banget akutuuh memantaskan diri utk bisa bersama “dia”. Apa kata teman-temannya nanti? Soal aku? Kok bisa sama aku? Waduh…. Ternyata aku terlalu banyak berfikir saat itu…..sampai sekarang juga sih.
Tapi kenyataan itu memang harusnya aku terima. Dari dulu sampai kapanpun fik, kamu itu bukan takdirnya dia. Dan dia juga bukan yg terpantas untuk bisa sama kamu.
Ya udah, silakan berlarut-larut memandangi dia. Mantengin sosmednyA. Berandai-andai suatu saat msh ada kesempatan. Tapi, tolong persiapkan hati juga ya fik untuk bisa sewaktu-waktu tertampar kenyataan lagi.
Diary, udah cukup deh aku curhatnya. Yah beginilah aku ternyata di usia 28 masih aja cengeng. Masih aja broken hearted lagi-lagi soal laki.
Cuma berharap pengen banget bisa biasa aja soal “dia”. Pengen banget bisa hilang perasaan dan hati ini untuk dia. Pengen banget hati ini bisa bebas dari koreng karena dia. Kuharap, secepatnya. Amin ;-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar