... "Semua yang berkecamuk dalam pikiranmu itu udah nandain kamu ragu...", "Udah gausah pikirin gimana dianya, sekarang gimana kamunya?", "Siap ga kamu suka sama dia walaupun cuma searah?" ...
Lagu dari Nelly berjudul Just a Dream mengalir hampir menohok pikiranku. Liriknya tinggal diganti dari 'She' menjadi 'he'. Semakin ku bertanya-tanya, apakah kadar pikiran positif seseorang itu ada batasnya? Jika memang benar ada, maka mungkin itu hanya aku.
Sangat sulit bagi ku tuk bisa ber-positive thinking menerka-nerka apa yang terjadi denganmu diluar yang aku tahu. Ku ingin bisa memercayai mu selayaknya ku siap mencintaimu walau sepihak. Namun, perih belum terbiasa ku terima. Apalagi perih ini terus ku pikirkan. Belum siapkah ku tuk jatuh cinta, lagi? Mungkin iya. Atau lebih tepatnya, jatuh cinta yang begitu tulusnya hingga tak memikirkan bagaimana kau mencintaiku, namun pikirkan saja bagaimana ku mencintaimu.
Mungkin benar masih ada beberapa alasan yang terus kupertahankan untuk bisa ku mempertahankanmu. Tapi, seperti hina sekali jika ku memakai alasan-alasan tak bersalah tersebut untukku. Ujung-ujungnya ku hanya bisa berharap pada Tuhan tuk berikan ku yang terbaik saja. Sedikit memaksa ku untuk bisa merasakan kembali kesempatan bernyaman-nyaman denganmu, sayang.
Mungkin ini semua jalan terbaik untukku ... Mungkin ini semua jalan terbaik untukmu ... Mungkin ini semua sudah di atur begitu ... Mungkin, yeah kebanyakan mungkin ~
Ku sudah mengatur semuanya sebelum ini. Bukan! lebih tepatnya bukan mengatur, tapi membayangkan. Kita bertemu, saling menatap dan asyik berbicara satu sama lain, tuk pertama kalinya. Pertama kalinya. Kau bilang sudah lama kita tak bertemu, yang kuingat adalah kita memang belum pernah bertemu sama sekali, walau saat SD pun. Ku belum begitu mengenalmu.
Ku telah menyiapkan beberapa pakaian terbaikku untukmu. Untuk meyakinkan mu bahwa aku bisa menjadi yang terbaik dalam hatimu. Konyol? Memang hahahaha... Tapi tetap saja. Ku memercayai visual manusia akan tetap menilai segalanya, walau naif sekali rasanya. Ku akan tetap mempertahankan dat beauty selain dari dalam, juga dari luar :) Kau suka itu, sayang? Setuju dengan ku? Ku hargai itu...
Seindah-indahnya mimpiku
Terhentang di depan mataku
Mengapa ku rasa sendiri
Rindu yang terus menghantui
Hatiku tertinggal disana
Terpisah kau yang berbeda
Dan rindu hati ini ku ingin kembali
...
Tak seperti inginku
Semua yang terjadi sakiti hatiku ~
Yang bisa ku lakukan sekarang, terus mencoba percaya padamu kau benar-benar kan menepati apa yang pernah kau bilang. Kau bilang, "Banyak yang mas mau ceritakan, nanti aja ya kalau ketemu...", ku terus menanti 'nanti' itu. Dimana ku bisa menceritakan juga banyak hal yang ingin kubagi denganmu. Supaya ku bisa memastikan, walau sedikit, bagaimana seharusnya bisa ku bertindak terhadapmu setelah ini.
Bukan seperti ini yang kumau. Bukan kehidupan jalan cerita yang terus-terusan hanya bisa kutebak-tebak seperti apa jalannya. Kita hanya mengandalkan alat komunikasi. Ku sedang disini, di satu kota yang sama denganmu. Namun kenapa kita seperti dua orang yang LDR... Ku terus menanti waktu spesialmu, untuk kau sediakan denganku. Ku terus menanti, agar ku bisa mengenalmu dan kau mengenalku. Ku akan bercanda ria bersamamu, entah mungkin pada hari itu saja atau selamanya :) tak ada yang tahu.
Ku hanya bisa memercayai yang kau katakan, kau sedang sibuk dengan beberapa pekerjaanmu dan pekan olahraga yang sedang di adakan. Tapi ku tetap terhantui dengan, "Sesibuk apapun, seharusnya bisa dong sempat mengabari... Itu kalau memang kau berharga, maka kau akan selalu diberi berita tentangnya. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mengikat komunikasi :) cuman komunikasi satu-satunya yang bisa di andalkan... Apalagi?"
Ku sedih terus memikirkan mungkin saja ku bukan menjadi yang paling berharga bagimu, tapi ku hanya ingin kau seperti dahulu. Mungkin saja ku memang terlambat tuk mencintaimu, aku minta maaf. Selalu ku katakan pada diriku, "Kesempatakn tidak akan datang untuk yang kedua kalinya..."
Namun ku terus saja mengatakan statement itu pada hatiku. Hanya untuk sekedar membunuh sesaat diriku yang terus memikirkanmu. Sesaat saja. Sisanya ku terus memikirkanmu. Membayangkan kau juga memikirkanku, bahkan merindukan ku ditengah penuhnya jadwal pekerjaan dan latihan olahraga mu.
Atau ku lalu akan mengambil buku novel tuk mengubur sesaat perasaan khawatirku. Aku suka mereka, ku suka buku novel yang menemaniku. Karna mereka bisa memberiku kepastian bahwa mereka bisa membuatku tenggelam di dalamnya. Ku bisa hidup seketika di dalamnya. Jadi, ku bisa meninggalkan sejenak hidupku sendiri yang sedang kurang beruntung soal cinta ini.
Of course I like you...
Can't you hear it in my words?
Atau memang salahku lupa menanyakan satu hal padamu saat di awal dahulu, "Benarkah ku bisa memercayakan hatiku padamu? Karna ku akan benar-benar memberikannya untukmu, ku akan memercayakan padamu. Tapi, benarkah kau akan menjaganya, Sayangku?", Sangat terlambat jika ku katakan itu sekarang. Ku hanya berharap 'kesempatan kedua' itu kan datang, secepatnya. kuharap secepatnya.
Thankyou, mr. sibuk ...
#NowPlaying Untitled - MALIQ & D' ESSENTAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar