Sabtu, 14 Desember 2013

lagi lagi begini



Dahulu begitu lengkapnya jalan hidup kita yang ternyata hanya bertahan dua minggu. Aku yang merasa yakin bias menjaga hati ini untuk tetap bareng-bareng sama kamu, ternyata ga sesuai bayangan, ga sesuai yg ku indah-indahkan tiap mau bobo malam.

Dalam dua minggu itu, tanpa malu-malu pun kamu sering telfon aku. Aku pun juga begitu. Pernah sore hari sehabis bangun tidur ku telfon kamu. Kutanya, “lagi apa, sayang?”

Kamu bilang sedang bersiap-siap menghadiri acara ibu RT habis melahirkan. Tapi kamu tetap saja telfonan denganku, kamu rela dating telat ke acara itu demi meladeni ku. Itu sungguh manis woy! 

Bisakah terulang lagi suatu saat?

Nihil sih keliatannya. Saya chat kamu sekarang-sekarang ini saja sudah lain rasanya. Sudah tak semanis kayu manis seperti dahulu. Layaknya seperti sepasang teman yang kurang kenal satu sama lain. Kita dingin. Kita tak hangat seperti dulu.

Aku selalu berpikir, apakah aku yg memulai kesalahan? Apakah dengan aku menceritakan tentang hatiku yang selalu berubah-ubah dengan mudahnya membuatmu takut kehilanganku? Sehingga kau tak sepenuhnya bias menyayangiku? Tak bisa sepenuhnya menjagaku supaya aku tidak pergi. Supaya aku tidak lepas komitmen. Tapi ternyata kamu hanya bisa sampai dua minggu itu saja. Dua minggu.

September

Oktober

November

Desember pun… kau tetap tidak menyapa ku sama sekali walau hanya sebatas chat bbm atau sms atau telfon yg seprti dulu. Kau beda. Sudah tak seperti sayang aku. Sudah seperti sayang lainnya.
Kamu cuekin aku tiba-tiba. Yang kukira cuekmu kali ini hanya cuekmu yg labil. Yang nantinya akan baik kembali. Ternyata tidak. Cuekmu berlanjut hingga dua bulan setelah dua minggu kehangatan itu. Dan akhirnya tiga bulan. Dan hingga empat bulan terhitung sampai sekarang.

It’s almost 2014, girls! And I doesn’t have my sweet moment in the end of the year L

Kamu dekat engan teman-temanku lainnya. Kamu turut menggoda mereka jua. Tapi kenapa aku tidak kau begitukan? Apa aku kurang cantik?

Yah cantik sih relative. Tapi, semua ini membuatku berfikir ulang lebih berat daripada aku memikirkan gimana cara menyembuhkan sakit gigi yg menusuk! What the hell is going on
Apa yg skrg harus kulakukan, sayang? Apa aku harus tetap diam menunggumu karena kamu telah melabelku untuk menjadikanmu yg terakhir? Ataukah aku bisa mencari kebahagiaan dengan yg lainnya dan akupun benar-benar menjadi image yang tidak setia dimatamu?

Padahal aku tau, kau cepat mengambil asumsi. Kau dengan mudahnya menggampangkan masalah hati. Padahal kau pernah cerita, banyak diantara mantan-mantanmu yg putus hubungan denganmu akibat tak tahannya mereka dengan sikapmu yg selalu acuh tak acuh. Yg selalu mementingkan teman daripada pacar sendiri. Yg selalu nyaman dengan warkop alias warung kopi dan sebatang rokok daripada berhangat-hangat dengan kekasih.

Padahal aku sudah tahan dengan itu, sayang. Aku bisa kamu tinggal bersenang-senang dengan caramu sendiri. Tapi tetap saja kamu samakan aku dengan mantanmu. Memang banyak alasan. Makanya, bilang saja jika memang kau sudah bosan denganku. Dan kamu akan selalu bosan dan terus mencari mencari mencari yg lebih baik dari sebelumnya.
Seperti keinginanmu, “aku tidak mau disamakan, fi.”

Ok fine. Kamu tidak akan kusamakan dengan lelaki manapun. Bagaimana jika kamu kusamakan dengan tumbuhan parasit saja J yah walau bagaimanapun, bukannya aku yang butuh banget kehadiranmu. Tapi memang jujur sajalah, aku butuh kamu. Aku butuh penyemangat hari-hariku. Aku butuh orang yg bisa menyayangiku dan menghangati hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar