Dahulu begitu lengkapnya jalan hidup kita yang ternyata
hanya bertahan dua minggu. Aku yang merasa yakin bias menjaga hati ini untuk
tetap bareng-bareng sama kamu, ternyata ga sesuai bayangan, ga sesuai yg ku
indah-indahkan tiap mau bobo malam.
Dalam dua minggu itu, tanpa malu-malu pun kamu sering telfon
aku. Aku pun juga begitu. Pernah sore hari sehabis bangun tidur ku telfon kamu.
Kutanya, “lagi apa, sayang?”
Kamu bilang sedang bersiap-siap menghadiri acara ibu RT
habis melahirkan. Tapi kamu tetap saja telfonan denganku, kamu rela dating
telat ke acara itu demi meladeni ku. Itu sungguh manis woy!
Bisakah terulang
lagi suatu saat?
Nihil sih keliatannya. Saya chat kamu sekarang-sekarang ini
saja sudah lain rasanya. Sudah tak semanis kayu manis seperti dahulu. Layaknya
seperti sepasang teman yang kurang kenal satu sama lain. Kita dingin. Kita tak
hangat seperti dulu.
Aku selalu berpikir, apakah aku yg memulai kesalahan? Apakah
dengan aku menceritakan tentang hatiku yang selalu berubah-ubah dengan mudahnya
membuatmu takut kehilanganku? Sehingga kau tak sepenuhnya bias menyayangiku?
Tak bisa sepenuhnya menjagaku supaya aku tidak pergi. Supaya aku tidak lepas
komitmen. Tapi ternyata kamu hanya bisa sampai dua minggu itu saja. Dua minggu.
September
Oktober
November
Desember pun… kau tetap tidak menyapa ku sama sekali walau
hanya sebatas chat bbm atau sms atau telfon yg seprti dulu. Kau beda. Sudah tak
seperti sayang aku. Sudah seperti sayang lainnya.
Kamu cuekin aku tiba-tiba. Yang kukira cuekmu kali ini hanya
cuekmu yg labil. Yang nantinya akan baik kembali. Ternyata tidak. Cuekmu
berlanjut hingga dua bulan setelah dua minggu kehangatan itu. Dan akhirnya tiga
bulan. Dan hingga empat bulan terhitung sampai sekarang.
It’s almost 2014, girls! And I doesn’t have my sweet moment
in the end of the year L
Kamu dekat engan teman-temanku lainnya. Kamu turut menggoda
mereka jua. Tapi kenapa aku tidak kau begitukan? Apa aku kurang cantik?
Yah cantik sih relative. Tapi, semua ini membuatku berfikir
ulang lebih berat daripada aku memikirkan gimana cara menyembuhkan sakit gigi
yg menusuk! What the hell is going on
Apa yg skrg harus kulakukan, sayang? Apa aku harus tetap
diam menunggumu karena kamu telah melabelku untuk menjadikanmu yg terakhir?
Ataukah aku bisa mencari kebahagiaan dengan yg lainnya dan akupun benar-benar
menjadi image yang tidak setia dimatamu?
Padahal aku tau, kau cepat mengambil asumsi. Kau dengan
mudahnya menggampangkan masalah hati. Padahal kau pernah cerita, banyak
diantara mantan-mantanmu yg putus hubungan denganmu akibat tak tahannya mereka
dengan sikapmu yg selalu acuh tak acuh. Yg selalu mementingkan teman daripada
pacar sendiri. Yg selalu nyaman dengan warkop alias warung kopi dan sebatang
rokok daripada berhangat-hangat dengan kekasih.
Padahal aku sudah tahan dengan itu, sayang. Aku bisa kamu
tinggal bersenang-senang dengan caramu sendiri. Tapi tetap saja kamu samakan
aku dengan mantanmu. Memang banyak alasan. Makanya, bilang saja jika memang kau
sudah bosan denganku. Dan kamu akan selalu bosan dan terus mencari mencari
mencari yg lebih baik dari sebelumnya.
Seperti keinginanmu, “aku tidak mau disamakan, fi.”
Ok fine. Kamu tidak akan kusamakan dengan lelaki manapun.
Bagaimana jika kamu kusamakan dengan tumbuhan parasit saja J yah walau
bagaimanapun, bukannya aku yang butuh banget kehadiranmu. Tapi memang jujur
sajalah, aku butuh kamu. Aku butuh penyemangat hari-hariku. Aku butuh orang yg
bisa menyayangiku dan menghangati hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar